Cacat fisik tak menghalangi pemuda asal Gaza ini untuk berkarya

Jalur Gaza, SPNA – Meski menderita distrofi otot yang menyebabkan kelumpuhan secara total kecuali hanya pada jari jemari, Mohamed Yunus El-Dulu (22) yang berbadan  kurus  ini memilki  keterampilan  menggambar yang luar biasa.

BY Ihsan ZainuddinEdited Sun,16 Apr 2017,09:29 AM

SPNA - Gaza City

 Cacat fisik  tak  menghalangi  pemuda  asal Gaza ini untuk berkarya

Jalur Gaza, SPNA – Meski menderita distrofi otot yang menyebabkan kelumpuhan secara total kecuali hanya pada jari jemari, Mohamed Yunus El-Dulu (22) yang berbadan  kurus  ini memilki  keterampilan  menggambar yang luar biasa.

Anugerah ilahi yang didapat itu terus mendoroang El-Dulu untuk menghasilkan karya lukisan yang membuat banyak orang berdecak kagum padanya. Betapa tidak, selain terampil menggambar animasi, dia juga cukup mahir menggambar sejumlah objek yang menceritakan derita para penyandang catat secara khusus dan derita rakyat Palestina secara umum.

El- Dulu dilahirkan di Jalur Gaza dua puluh dua tahun silam. Dia tumbuh dan dibesarkan di tengah keluarga yang sangat perhatian padanya, khususnya dalam memberi motivasi secara berkesinambungan agar dirinya mampu mengembangkan bakat dan kreativitasnya.

Sejak kecil El-Dulu sudah terlihat punya bakat melukis yang berawal dari pantauan salah seorang guru kesenian di sekolahnya.  Keterbatasan fisiknya sama sekali tidak menjadi halangan baginya untuk terus berlatih.

Semangat itu ia dapat dari keluarga dan para sahabatnya. Karena itu El-Dulu terus bersemangat menghadapi tantangan meski dirinya tak mampu untuk menyelesaikan pendidikan formal hinggal sampai SMU akibat keterbatasan fisiknya.

Hari-harinya  ia dihabiskan di rumah, dan lebih fokus dalam berlatih melukis secara otodidak. Dia terus mengembangkan diri dan belajar sendiri dari internet termasuk dari situs-situs jejaring sosial. Dia juga terkadang meminta padangan dari para seniman senior yang bertemu dengan dirinya.

Karya El-Dulu:

Dalam sebuah ruangan khusus miliknya, EL- Dulu memamerkan karya- karyanya. Sejumlah tokoh animasi, dan sederet tokoh film kartun seperti detektif conan, lampu Aladin, Cinderella  menghiasi “Show room”-nya. Disamping gambar-gambar tersebut, El-Dulu juga piawai menggambar karikatur yang menceritakan tentang situasi sulit yang dialami rakyat Palestina. Dia juga menggambar  masjid Al-Aqsa, kisah perlawanan rakyat Palestina “Intifadah,”  dan masih banyak lagi. El-Dulu lebih dikenal dengan gaya lukis bercorak animasi.

Motto El-Dulu

“Hidup adalah hasil  pikiranmu.” Demikianlah bunyi prinsif El-Dulu. Kalimat positivisme  itu sering dia ulang-ulangi, jika semangatnya mulai kendor. Dia selalu mencoba untuk kembali bangkit dan membuang segala pikiran negatif tentang kehidupan ini.

Dukungan keluarga dan kerabat:

Kepada SPNA (Suara Palestinya News Agency),  Ayah El-Dulu, Yunus El-Dulu, bercerita, “Sungguh Allah telah memberi saya nikmat kesabaran, dan mampu menerima apa yang diderita oleh Mohmaed El-Dulu, anakku.”

“Saya sama sekali tidak pernah meremehkan keterbatasan fisikna, barangkali karena itu Allah Swt menggantinya dengan bakat yang harus disyukuri.”

Yunus menambahkan, “Saya berusaha semaksimal mungkin untuk membeli perlengkapan melukis untuknya agar terus mengembangkan diri. Dan saya berharap pihak-pihak terkait mengenalkan anak saya ke pentas dunia.”

Salah seorang aktivis sosial, Abdul Rahman El-Kurdy, mengatakan, “Meski situasi yang serba sulit di Jalur Gaza, namun  penduduknya  banyak yang kreatif, dan kita berharap yang lainnya mampu berkontribusi dalam mengenalkan mereka  ke luar, khususnya mereka yang berkebutuhan khusus seperti El-Dulu ini.”

El Dulu mulai memperkenalkan karyanya pada tahun 2015 melalui sebuah pameran  kesenian  bertajuk animasi. Pameran ini semakin memacu El-Dulu untuk terus menghasilkan karya seolah mewakili mereka yang berkebutuhan khusus memberi pesan bahwa hidup ini harus terus dijalani.

Harapan masa depan:

El-Dulu berharap agar ke depan karya-karya tidak saja dipamerkan di Jalur Gaza, namun bisa juga di luar negeri, dan mewakili Palestina dalam pameran bertajuk animasi di pentas internasional.

El-Dulu ingin membuktikan bahwa mereka yang berkebutuhan khusus punya kemampuan dan hak yang sama untuk hidup mulia, dan tidak melulu memandang mereka dengan pandangan yang sekedar empati atau berdasar rasa kasihan.

 

Laporan: Reham Abu Ajwa, wartawan SPNA Gaza City

Penerjemah: Ihsan Zainuddin, translator  SPNA Gaza City

leave a reply
Posting terakhir